Dalam Investasi Saham Tidak Ada yang Tentu, Investor Retail Harus Lihat Ini

Dalam Investasi Saham Tidak Ada yang Tentu, Investor Retail Harus Lihat Ini

22motomoto.com – Dalam Investasi Saham Tidak Ada yang Tentu, Investor Retail Harus Lihat Ini. Dalam pasar saham, dikenali dua tipe investor, yaitu investor retail dan investor yang sebagai wakil perusahaan atau lembaga. Investor retail ialah investor perseorangan. Dalam kata lain, investor ini bukanlah dari institusional. Investor tipe ini melakukan investasi dan mengurus uang atas nama mereka sendiri. Yang menjadi perhatian, investor retail malah alami perkembangan cepat saat periode wabah.

Founder dan CEO Emtrade Ellen May ngomong, umumnya investor retail selalu ingin mendapatkan kejelasan. Sementara, dia menambah, saat seorang telah tiba ke capital pasar, segala hal ialah probability. Dalam kata lain, tidak ada yang jelas. Tidak dapat kita menjelaskan 100% saham pasti naik walaupun telah dikaji. Realita dapat bersimpangan. Jika belum siap tidak boleh ke capital pasar,” terang ia pada acara “Mengukur Ekonomi Digital dan Prospect Saham Tehnologi di Pasar Modal Indonesia”, Selasa (22/2/2022). Yang penting dilaksanakan seorang investor retail ialah terus buka diri. Dia narasi, kerap kali prosesnya tidak nikmat. Tetapi, disanalah seorang investor dites saat hadapi rintangan. “Beberapa ciri dari orang sukses ialah berani salah, tetapi jangan cuman berani,” ujar ia.

Dalam membuat portofolio, dia memberikan analogi seperti membuat dasar rumah. Seorang perlu masukkan batu besar lebih dulu, Selanjutnya diikuti batu yang lebih kecil, pasir, baru selanjutnya semennya. Dikutip dari emtrade.id, Emtrade sendiri sebagai layanan online yang dibikin untuk memberikan info dan pembelajaran. Pada kondisi apa saja jangan dipandang atau ditujukan sebagai penawaran atau perintah untuk lakukan jual atau membeli saham. Tiap investor retail perlu mengetahui jika nilai saham bisa berfluktuasi. Nilai saham juha bisa turun naik, yang mana beresiko memunculkan rugi.

Merger dan Pemerolehan Ramai, Investor Retail Harus Lihat 3 Hal Ini

Dalam Investasi Saham Tidak Ada yang Tentu, Investor Retail Harus Lihat Ini

Sejauh 2021, tindakan merger dan pemerolehan cukup ramai baik dari emiten swasta, BUMN, sampai perusahaan rintisan. Investor retail dianjurkan memerhatikan beberapa hal agar menyaksikan lebih bagus imbas dari tindakan korporasi itu. Kepala Penelitian Praus Capital Alfred Nainggolan memandang ramainya tindakan merger dan pemerolehan lebih sebab momen yakni momen perbaikan perekonomian. Ia menerangkan minimal ada 3 hal yang perlu jadi perhatian beberapa investor retail khususnya dengan ramainya tindakan merger dan pemerolehan pada 2021 ini.

“Pertama, hasil merger dan pemerolehan itu berapa cepat berpengaruh pada perform perusahaan, makin cepat pasti makin baik,” terangnya ke Usaha, Kamis (30/9/2021).

Tindakan korporasi yang sudah dilakukan pada perusahaan-perusahan yang telah hasilkan performa baik pasti mempunyai resiko yang lebih rendah apa lagi bila hadapi dengan permodalan tindakan merger dan pemerolehan memakai dana utang.

Ke-2 , kontributor dari object merger dan pemerolehan pada perusahaan survival atau perusahaan khusus. Bila hasil merger dan pemerolehan dapat menaikan perkembangan perusahaan dengan berarti pasti nilai lebih yang dibuat makin besar dari tindakan itu.

Ke-3 , prospect sectoral. Imbas dari tindakan merger dan pemerolehan pasti akan tergantung dari keadaan sectoral.

“Tindakan merger atau pemerolehan di bidang perhotelan dengan bidang telekomunikasi atau servis kesehatan pasti memberi hasil yang lain,” paparnya. Berdasar catatan Usaha, minimal ada 4 tindakan merger yang lumayan besar dan 24 tindakan pemerolehan yang mengikutsertakan emiten pasar modal.

Tindakan merger besar di tahun ini

Tindakan merger besar di tahun ini diawali dengan merger Bank BRI Syariah, BNI Syariah, Berdikari Syariah jadi substansi baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dengan keseluruhan asset hasil merger jadi Rp240 triliun. Belum juga ada merger Gojek dan Tokopedia yang hasilkan keseluruhan asset US$17 miliar.

Terkini ada tindakan merger Pelindo I, II, III, dan IV yang hasilkan Holding Dermaga Indonesia dengan keseluruhan asset capai Rp112 triliun. Terkini, Indosat dan Hutchinson 3 Indonesia tergabung membuat PT Indosat Ooredoo Hutchinson dengan keseluruhan asset jadi US$6 miliar.

Adapun, tindakan pemerolehan terkini dilaksanakan oleh PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang mengakuisisi 51 % saham perusahaan saudaranya PT Oneject Indonesia sebagai produsen jarum suntik. Adapula tindakan Blibli.com yang mengakuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) untuk menggenggam 51 % sahamnya.

Belum juga tindakan emiten menara seperti PT Fasilitas Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang ingin mencaplok PT Jalan keluar Tunas Pratama Tbk.